Senin, 24 September 2012

Pengaruh Kelembaban Udara terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai


BAB 1
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang

Pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang berasal dari tumbuhan itu sendiri disebut faktor internal, sedangkan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan disebut faktor eksternal. Salah satu faktor eksterna yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah kelembaban udara. Kelembaban udara sangat penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Semua tumbuhan pasti memerlukan kelembaban udara yang optimal untuk mencapai kesuburan. Begitu juga dengan tanaman cabai. Tanaman ini membutuhkan kelembaban udara yang optimal agar dapat mencapai kondisi idealnya.
Pada kondisi ini, tumbuhan seratus persen tumbuh dengan baik. Namun pada kenyataannya hal itu jarang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti gangguan hama, perawatan yang tidak teratur, dan lain-lain.
Pada percobaan kali ini, kami mengambil faktor kelembaban udara untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman cabai.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengaruh kelembaban udara terhadap pertumbuhan tanaman cabai?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengaruh kelembaban udara terhadap pertumbuhan tanamn cabai
  

BAB 2
Landasan Teori

A.    Kelembaban udara
Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Jika kelembaban rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketesediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Jika kelembaban tinggi, laju transpirasi rendah sehingga penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah.hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat.

2.3 Fisiologi Perkecambahan
Untuk memulai kehidupannya, biji harus berkecambah menjadi tanaman baru. Perkecambahan biji dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula memanjang atau muncul melewati kulit. Perkecambahan biji dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
a. Hidrasi atau imbibisi; selama kedua periode tersebut, air masuk ke dalam embrio dan membasahi protein dan koloid lain.
b. Pembentukan atau pengaktifan enzim yang menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik.
c. Pemanjangan sel radikula, diikuti munculnya radikula dari kulit biji.
d. Pertumbuhan kecambah selanjutnya adalah pertumbuhan primer.

2.4 Pertumbuhan Primer
Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.
Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
a. Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar. Sel-sel meristem di daerah ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur akar pertama.
b. Daerah pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel mengalami pembesaran dan pemanjangan.
c. Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus.

2.5 Pertumbuhan Sekunder
Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang selselnya aktif membelah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem dan floem primer terdapat pada batang dan akar yang hidup selama periode yang relatif pendek. Kemudian, fungsinya diambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan oleh kambium yang aktif membelah.
Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floem sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder sehingga batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas kambiumyang membentuk xilem dan floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder. Semua jaringan yang ada di sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar kambium disebut kulit atau papagan.
Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batang terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim. Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan, aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun

B.     Cabai
Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan.
Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April).
Cabai merupakan tanaman tahunan yang tegak dengan batang berkayu, banyak cabang, serta ukuran yang mencapai tinggi 120 cm dan lebar tajuk tanaman hingga 90 cm. Umumnya, daun cabai berwarna hijau muda sampai hijau gelap, tergantung varietasnya. Daun cabai ditopang oleh tangkai daun mempunyai tulang menyirip. Daun cabai berbentuk bulat telur, lonjong, atau pun oval dengan ujung yang meruncing, tergantung spesies dan varietasnya. Secara umum cabai merah dapat di tanam di lahan basah (sawah) dan lahan kering (tegalan) dan dapat dibudidayakan di saat musim hujan dan kering. Cabai merah dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian sampai 900 m dari permukaan laut, tanah kaya akan bahan organik dengan pH 6 - 7





BAB 3
Metode Penelitian

A.    Waktu penelitian
Tanggal percobaan      :   Agustus 2012
Tempat                        : Jl Blimbing, Lumajang
B.     Variabel penelitian
ð  Variabel bebas      : Kelembaban udara
ð  Variabel terikat     : Pertumbuhan batang dan daun tanaman cabai
ð  Variabel kontrol    : biji cabai, tanah, air, nutrisi, cahaya

C.     Alat dan bahan
1.      6 buah pot dari gelas aqua
2.      Higrometer
3.      Media tanam (tanah)
4.      Air
5.      Bibit cabai

D.    Langkah kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Memasukkan tanah ke dalam 6 gelas aqua secukupnya
3.      Memasukkan biji cabai ke dalam tanah tersebut
4.      Meletakkan pada tempat yang sama dan biarkan tanaman cabai tumbuh
5.      Lalu menempatkan 3 tanaman A pada tempat kering, dan tiga tanaman B lainnya pada tempat lembab
6.      Mengamati selama satu minggu





TABEL
Perlakuan
A1
A2
A3
B1
B2
B3
Kelembaban
66% RH
73% RH
Tinggi mula-mula

1,5
1,7
2
0,5
2,5
1,8
Tinggi batang (cm)
1






2






3






4






5






6






7






Banyak daun mula-mula







Banyak daun
1






2






3






4






5






6






7










Analisis           :
Kelembaban udara adalah banyaknya kadar uap air yang berada di udara . Kelembaban udara memengaruhi pemanjangan sel pada kecambah . Kondisi yang lembab menyebabkan banyak air yang diserap kecambah dan lebih sedikit yang diuapkan . Kondisi tersebut mendukung aktivitas pemanjangan sel sel . Sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum sehingga ukuran kecambah semakin besar .
Hal tersebut terlihat pada pertumbuhan kecambah di Gelas 1 dan Gelas 2 yang lebih cepat dibandingkan kecambah di gelas 3 . Kelembaban udara di gelas 1 mencapai nilai paling tinggi yaitu 92 % karena berada pada kondisi lingkungan yang rapat sehingga udara di sekitar menjadi lembab serta hanya sedikit air yang diuapkan . Selain itu , laju pertumbuhan paling cepat berada pada gelas 1 . Seperti yang sudah pernah disebutkan , semakin lembab udara , maka pertumbuhan semakin cepat .
Sedangkan pada Gelas 2 , kelembaban mencapai nilai 88 % . Pertumbuhan kecambah pada gelas ini tergolong sedikit lebih lambat dibandingkan pada Gelas 1 . Kondisi gelas 2 berada pada kardus rapat dengan lubang kecil diatasnya . Lubang tersebut memungkinkan terjadinya difusi udara sehingga menyebabkan udara di sekitar kurang lembab . Walau begitu pertumbuhannya tergolong cukup cepat karena gelas tersebut diletakkan di dalam mangkok berisi air sehingga tanah dapat menyerap lebih banyak air.
Berbeda dengan kecambah di gelas 3 , pertumbuhannya tergolong paling lambat. Ruangan yang terbuka memungkinkan banyak oksigen yang berdifusi sehingga air yang diserap oleh tanah semakin sedikit sehingga udara kurang lembab .













BAB IV
PENUTUP


1.1 Kesimpulan

a. Lingkungan yang lembab dengan konsentrasi air cukup dan suhu yang rendah mempercepat pertumbuhan kecambah namun apabila diletakkan di ruangan yang gelap tanpa intensitas cahaya mengakibatkan kecambah mengalami etiolasi .
b. Lingkungan yang terlalu lembab tidak baik bagi pertumbuhan kecambah karena pertumbuhan yang baik membutuhkan keseimbangan dari intensitas cahaya , volume air , suhu , media dan kelembaban udara .